Monday, April 13, 2015

Mengungkap Tabir Industri Esek-esek di Media Sosial

RANCAH POST – Ada kabar menghebohkan yang mulai terbongkar di jagat dunia internet, yaitu skandal esek-esek di media sosial. Industri berbasis prostitusi ini disebut sebagai salah satu industri paling ‘kolot’ di dunia. Mereka mencari sasaran melalui berbagai jalur, termasuk lewat situs jejaring sosial Twitter.


Akselerasi yang terbilang sudah umum di Indonesia ini menjadi alternatif menjanjikan bagi pelaku industri prostitusi dan juga kriminalitas. Kenapa media sosial?


Seperti diketahui, media sosial dimanfaatkan karena cara penggunaannya sangatlah mudah. Pelaku usaha esek-esek di media sosial sangatlah jeli melihat kesempatan dan menggunakan sosmed termasuk Twitter sebagai daerah pemasaran.


Memang platform sosmed seperti Facebook, Twitter dan Instagram sudah memasang regulasi agar tidak digunakan untuk hal-hal seperti demikian. Misalnya, usia akun pengguna minimal diatas 13 tahun. Namun tidak bisa pungkiri, mengenai kontrol pemakaian dikembalikan lagi kepada pribadi masing-masing.


Membahas akun yang membuka usaha esek-esek di media sosial ini sering disebut akun ‘bisyar’ kependekan dari bisa dibayar. Akun ini biasanya menggunakan akun alter atau akun bukan nama sebenarnya. Lewat akun tersebut dibukalah transaksi melalui WA atau BBM. Mulai dari foto panas hingga booking wanita. Coba lihat saja di Twitter Anda, banyak sekali akun yang mempromosikan diri untuk ‘dibeli’.


Setelah melakukan penelusuran, ada seorang lelaki bernama Yon (nama samaran) yang bersedia menjelaskan tentang fenomena esek-esek di media sosial tersebut. Yon juga mengaku bahwa akun-akun alter itu memang tersebar di sosmed.


Yon katakan, “Bukan hanya Twitter, di Facebook juga banyak. Tinggal kejelian saja dan harus berhati-hati.”


Yon mengaku pernah berkencan dengan seorang perempuan bisyar (bisa dibayar) bermula dari Facebook. Awal mula kenalan denagn perempuan tersebut dimulai pada tahun 2013.


Sebagai seorang lajang, Yon mengaku sering men-searching perempuan yang bersedia di ajak kencan. Pencariannya berbuah hasil ketika menemukan seorang wanita yang menurutnya bisa diajak berkomunikasi.


Yon ungkap, “Mengenai ciri-cirinya sebenarnya dapat diketahui secara mudah. Misalnya, di akunnya terdapat foto-foto ‘hot’,” ungkap Yon.


Yon tidak langsung melakukan penawaran kepada perempuan bisyar itu. Melainkan, modus pendekatan sebagai sahabat ternyata menjadi cara brilian untuk menggaet si perempuan.


Sungguh beruntung, Yon tidak butuh waktu lama untuk melelehkan hati pemilik akun bisyar bernama Ruli. Kemudian, Yon mengajak Ruly ketemuan.


Singkat cerita, Ruly mengaku merupakan perempuan bisyar. Yon pun berhasil memakai jasa Ruly dengan harga terbilang setengah harga.


Yon mengaku cuma satu kali mengeluarkan uang untuk memakai jasa Ruly. Setelah itu, pertemuan keduanya Yon tidak mengeluarkan satu rupiah pun alias gratis, karena Ruly sudah jatuh hati kepada Yon.




Article source:
Mengungkap Tabir Industri Esek-esek di Media Sosial

Mengungkap Tabir Industri Esek-esek di Media Sosial Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Dani Aprianto

0 comments:

Post a Comment